Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Inilah Kak Seto Mulyadi, Sang Tokoh Psikolog Anak Indonesia

Kak Seto Asa untuk Bangsa. Seto Mulyadi atau akrab kita sapa Kak Seto merupakan seorang psikolog dan pernah menjadi pemandu acara televisi anak-anak bersama presenter senior, Henny Purwonegoro. Generasi 90-an tentu tak asing lagi dengan tokoh yang satu ini "Tokoh Dunia Anak Indonesia". Seto Mulyadi adalah Anak dari pasangan Mulyadi Effendy dan Mariati ini lahir di Klaten pada 28 Agustus 1951.

Foto : Referensi Pihak Ketiga 

Ia sempat mempopulerkan acara anak Si Komo dengan karakter utama Si Komo yang diadaptasi dari fauna khas Indonesia komodo. Acara Si Komo senantiasa menampilkan cerita-cerita ringan yang sarat akan pesan moral. Tentu saja Si Komo tak sendirian, ia ditemani oleh tokoh-tokoh lucu lainnya seperti Piko si Sapi, Dompu si domba putih, Ulil si ulat, dan Belu si bebek.

Pria yang saat ini menjabat sebagai ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak itu telah menempuh pendidikan di UI dan berhasil menyelesaikan studinya pada program Sarjana Psikologi tahun 1981 dan melanjutkan pendidikan Magister- nya pada bidang yang sama di UI tahun 1989 serta meraih gelar Doktor Psikologi program Pascasarjana UI tahun 1993.

Ia menikah dengan Ibu Deviana dan memiliki tiga orang putri yaitu Eka Putri Duta Sari, Shelomita Kartika Putri Maharani dan Nindya Putri serta seorang putra bernama Bimo Dwi Putra Utama. Kak Seto juga memiliki seorang saudara kembar bernama Kresno Mulyadi yang juga menjadi seorang psikolog anak di Surabaya serta memiliki seorang kakak Maruf Mulyadi yang menjadi anggota TNI.

Kak Seto menikmati masa kecilnya bersama keluarga dengan bahagia. Ayahnya, Mulyadi Effendy menjabat sebagai Direktur perkebunan negara di Klaten mampu mencukupi kebutuhan keluarganya. Dari segi fisik Seto dianggap paling lemah di antara ketiga saudara kandungnya. Saat saudara kembarnya (Kresno) sudah mampu berjalan, Seto belum bisa. Ia pun harus banyak minum vitamin agar bisa tumbuh secara optimal.

Sama seperti anak-anak kecil lainnya, Seto kecil pun pernah melakukan kenakalan. Sambil mengenang masa kecilnya, Seto menceritakan bahwa ia belum pernah melihat anak sebandel dirinya sewaktu kecil. Ia pernah mengalami bocor kepala gara-gara naik pohon serta luka-luka pada tangannya akibat naik sepeda dan terjungkir saat dirinya berusia 4 tahun.

Ada kisah unik yang mungkin belum banyak diketahui orang-orang mengenai model potongan rambut Kak Seto. Jadi, sewaktu ia kecil ia pernah terjatuh dan kening kirinya sobek, untuk menutupi bekas jahitan ia membuat potongan rambutnya ala The Beatles dan hingga sekarang masih tetap setia dengan model rambutnya itu.

Namun, seperti manusia lainnya hidup Kak Seto pun tidak selalu mulus dan tanpa cobaan. Ia kehilangan adiknya Arief Budiman ketika berumur 3 tahun akibat campak. Hal ini yang membuat Kak Seto semakin fokus menekuni dunia anak.

Foto : Referensi Pihak Ketiga 

Pernah suatu ketika Seto dan Kresna pergi ke sebuah toko mainan dan berniat untuk membelikan adik mereka sebuah boneka. Tetapi, dengan bijak sang ibu Mariati meminta kepada kedua anaknya agar diberikan adik lagi. Akan tetapi, hingga keduanya beranjak dewasa belum dikaruniakan seorang adik lagi.

Tak hanya kepedihan ditinggalkan oleh sang adik untuk selamanya, Kak Seto pun pernah mengalami kepahitan saat impian terbesarnya dahulu untuk menjadi seorang dokter tak dapat terwujud. Dengan bermodal nekat dan teman kenal di kereta Seto pergi ke Jakarta.

Sebelum meraih kesuksesan seperti saat ini, Seto pun pernah merasakan kerasnya kehidupan ibukota. “Saya pernah menjadi pengaduk semen, tukang batu. Tukang parkir pernah saya lalui saat pertama kali tiba di Jakarta,” ujar mantan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara ini.

Sampai suatu saat, Seto melihat sebuah tayangan anak yang disiarkan di stasiun TVRI. Acara tersebut diasuh oleh Ibu Sandiah Kasur. Dengan segenap tekad, Kak seto mendatangi rumah Bu Kasur dan berharap usahanya akan membuahkan hasil.

Usaha tidak akan mengkhianati hasil, begitu pun usaha Kak Seto yang berbuah manis. Di saat ia mengunjungi rumah Bu Kasur, ia juga berjumpa dengan bapak Soerjono Kasur. “Kemudian, saya meminta menjadi asisten Pak Kasur secara sukarela tanpa dibayar.

Tanpa pikir panjang, Pak Kasur menerima saya menjadi asisten pada 4 April 1970. Hingga sekarang, saya jadikan tanggal itu sebagai tanggal yang bersejarah dalam hidup saya,” tandasnya.

Dari situlah awal keberhasilan Kak Seto mulai tampak. Hingga suatu ketika, Pak Kasur berpesan padanya “Dik, kalau saya mati. Adik yang harus melanjutkan perjalanan saya. Sejak saat itu, saya mulai giat dan aktif dalam menekuni dunia anak,” tutur Pendiri dan Ketua Yayasan Mutiara Indonesia ini. Dengan penghasilannya saat itu, Kak Seto berhasil membiayai kuliahnya hingga lulus.

Selama 37 tahun berkiprah di dunia anak belum membuat dirinya merasa puas. “Karena jutaan anak haknya masih dilanggar,misalnya dalam perceraian, kekerasan dengan mengatasnamakan pendidikan, dan masih banyak yang diperdagangkan. Sehingga, saya mencoba untuk menumbuhkan minat generasi muda untuk meneruskan estafet Pak Kasur dengan membuat kelompok pecinta anak (Kompak),” katanya.

Dengan kekonsistensiannya dan berpegang pada motto “Bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai anak-anak” Kak Seto berpesan kepada para orang tua walau dengan kesibukan yang menyita waktu dan perhatian, orang tua harus tetap berperan aktif menjaga anak-anak.

Di tengah maraknya penculikan, penganiayaan dan perdagangan anak para orang tua harus tetap menjaga kewaspadaannya. Jika memang anak harus ditinggal, titipkanlah kepada orang yang bisa kita percaya sepenuhnya.

Usia yang terpaut 18 tahun lebih muda dari Kak Seto tidak membuat sang istri merasa canggung. Bagi dirinya, Seto merupakan sosok ayah, saudara sekaligus sahabat dalam berbagi suka dan duka. Bahkan, Seto pun sempat bernazar, kalau dirinya suatu saat menikah dia akan mendongengkan anak-anak yatim piatu.

Nazar tersebut langsung ia lakukan setelah acara pernikahannya digelar. Ia dan istrinya segera berganti pakaian dan menuju ke panti asuhan Muslimin di kawasan Keramat Raya untuk memenuhi nazarnya.

Foto Kak Seto Mulyadi waktu masih Muda (Referensi Pihak Ketiga)

Sang istri Deviana dan anak-anak memahami betul pekerjaan yang ditekuni oleh sang suami sekaligus ayah dari 4 bersaudara ini. Bahkan, Kak Seto sering mengajak keluarganya berkunjung ke suatu tempat agar istri dan anak-anaknya mengerti mengenai dunia pekerjaan yang digelutinya. Selain aktif di Komnas PA, Kak Seto juga aktif di dunia pendidikan dengan menjadi Pembina homeschooling Kak Seto serta homeschooling Fikar School.

Begitu banyak hal yang dapat kita teladani dari perjalanan hidup beliau, dedikasi dan kecintaannya pada anak-anak telah menginspirasi banyak orang untuk lebih peduli kepada anak Indonesia.

Semoga Kak Seto dapat terus berkarya dan mencetak anak-anak yang cerdas dan berkarakter agar Indonesia menjadi bangsa yang hebat

Sekian artikel tentang Kak Seto Mulyadi, sebagai seorang tokoh yang berpengaruh di indonesia