Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal dr. Dito, Dokter Cahaya dan Bintang Delegasi Indonesia

-Dito Anurogo: Sang Dokter Cahaya. dr. Dito Anurogo, atau yang biasanya akrab dipanggil Dito ini lahir di Semarang, 23 Juli 1983. Salah satu dokter muda terbaik yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini, ternyata sudah ingin menjadi dokter sejak kecil.

Dokter yang satu ini memang memiliki banyak prestasi yang membanggakan. Ia dikenal sebagai sosok yang penuh kharisma. Perkataannya selalu me- nyejukkan, pemikirannya mencerahkan, tulisannya meng- gerakkan, dan cinta-kasihnya mendamaikan.

Foto : dr. Dito, Dokter Cahaya dan Bintang Delegasi Indonesia (Referensi Pihak Ketiga)

dr. Dito lahir sebagai anak tunggal dan dibesarkan dalam keluarga yang bersahaja. Ayahnya bernama Ir. TD. Suprapto, M.T., seorang insyinyur yang berwibawa. Sementara ibunya, yakni Nunik Dwi Astuti, S.Sos. pernah menjadi asisten apoteker rumah sakit ternama di Semarang.

Terlahir dari keluarga berbasis riset dan agama, membuatnya tak pantang menyerah. Sejak kecil, Dito telah menunjukkan kecerdasan dan semangat tinggi pada ilmu pengetahuan. Baginya, menjadi seorang dokter adalah sebuah panggilan jiwa.

Berbekal mimpi, keyakinan, dan kerja keras dia memujudkannya. Dengan menjadi dokter, ia berharap dapat memberikan pelayanan terbaik bagi kemanusiaan dan pengetahuan.

Bila ditanya tentang kegemaran, dokter yang sedang studi S2 Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedik FK Universitas Gadjah Mada ini, memiliki berbagai hobi yang ditekuni mulai dari membaca, menulis, riset, filateli, numismatik, pecinta alam, dsb.

Serta minat di bidang sastra, filsafat, humaniora. dr. Dito dikenal sebagai orang yang periang, suka berpetualang, selalu ingin mencoba hal baru, dan menyelidiki hal me- nantang. Dengan bakat yang beraneka rupa, membuat ia dijuluki sebagai orang yang multitalenta.

Episode Kehidupan dr. Dito

Sejak di bangku sekolah, dr. Dito kecil telah menorehkan prestasi gemilang. Ia sering menjadi bintang kelas dan menjadi delegasi lomba hingga tingkat nasional. Seusai tamat dari SD Negeri Sompok (SD Teladan) Semarang, ia melanjutkan ke SMP Negeri 3 Semarang dan lulus pada tahun 1998.

Satu tahun kemudian, ia menimba ilmu agama di Pondok Pesantren Modern Islam As Salam, Sukoharjo dan lulus dengan predikat jayyid jiddan (summa cumlaude). Di masa putih abu-abu, dr. Dito masih berlangganan juara kelas dan juara umum. Berprestasi di bidang akademis bukan berarti melupakan organisasi.

Ia tetap aktif mengikuti rohis, OSIS, pramuka, majalah sekolah, English Club, dan seminar/pelatihan jurnalistik. Selain itu, ia pun sering ditunjuk menjadi delegasi SMU Negeri 1 Semarang di berbagai perlombaan dan olimpiade Matematika hingga tingkat Internasional.

Selepas masa bangku sekolah, ia berhasil menjelajah bumi Eropa. Ia terpilih menjadi satu-satunya delegasi untuk riset di University Degli Studi di Turino, Italia, tentang pengaruh Endoglin pada carcinoma colorectal.

Tak lama kemudian, ia terpilih menjadi delegasi Indonesia di program pelatihan internasional yang membahas tentang HIV-AIDS, kesehatan reproduksi, dan bank darah di Hungaria. Rupanya, perjuangan itu harus melewati jalan yang panjang dan berliku.

Segala bentuk persiapan mulai dari riset, mengajukan surat permohonan, mencari sponsor pendanaan, dan mengurus keperluan untuk pergi ke negara tujuan ia lakukan secara mandiri, tanpa mengandalkan koneksi. Ia terus berlatih berdiplomasi di jalur birokrasi.

Meskipun proposal, ide, dan gagasannya sering dicampakkan orang, ia yakin bahwa selalu ada jalan. Hingga datang kabar gembira bahwa proposalnya disetujui. Keberangkatannya full didanai, tanpa harus menguras kantong pribadi.

Foto : Referensi Pihak Ketiga

Berani Bermimpi

“Tak ada yang tak mungkin. Seandainya semua pintu bumi sudah tertutup, maka pintu langit pasti masih terbuka.”

Dengan menggunakan formula ABC, yakni: Prinsip A adalah Agama dan Akal, Prinsip B adalah Budaya dan Bisnis, serta Prinsip C adalah Cinta, satu persatu impiannya terwujud. Bertamasya menjelajahi dunia. Mewariskan ilmu berguna.

Menjadi pembicara ternama. Menciptakan berbagai “maha karya” dengan mengharap keberkahan dari-Nya. Hambatan dan tantangan selalu dipandang sebagai peluang. Sebisa mungkin ia meneladani sifat-sifat Ilahi dan meng- aplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Ia ingin memuliakan Tuhan dengan kerja-kerja mulia.

Kedekatannya dengan Sang Maha pencipta, memudahkan segalanya. Bermula dari suka berderma, berbuat kebaikan tanpa mengharap pujian kecuali dari-Nya, hidupnya yang sederhana berbuah syukur melimpah ruah.

Ia selalu ingat agar menge-nol-kan diri, dengan cara tidak merasa lebih dari orang lain. Alam, lingkungan, manusia, semesta, berikut proses penciptaannya merupakan guru kehidupan untuknya. Dokter lulusan Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang ini, selalu mengawali harinya dengan sedekah, mempercantik paginya dengan salat Dhuha.

Menyempurnakan malamnya dengan tahajud pada-Nya. Menjadikan puasa Senin Kamis sebagai amalan rutin. Begitulah keseharian yang ia jalani.

Lentera Jiwa

Kesuksesan dr. Dito tak lepas dari dukungan keluarga, guru, dan sahabat. Dokter sekaligus jurnalis dan ilmuwan/ saintis (terutama di bidang neurosains) ini terus menyum- bangkan tulisan baik di dunia maya dan nyata.

Meskipun memiliki latar belakang di bidang medis, kecintaannya terhadap sastra tetap menggelora di jiwa. Sampai saat ini, ia masih sering mengikuti berbagai pelatihan kepenulisan demi meningkatkan kapasitasnya di bidang literasi dan sastra.

Pada 2010, dr. Dito mengikuti Workshop Regional dengan tema "Peka dan Kritis melalui Tulisan di Media Massa", yang diadakan oleh KOMPAS-UNIKA Soegijapranata, Semarang. Di kesempatan yang lain, ia pernah menjadi peserta One Day Workshop Menulis oleh Mata Pena Writer; Workshop "Mahir Menulis: Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom, dan Resensi Buku" FE UNNES Semarang; serta mengikuti Seminar "Burn Your Box!!" yang diadakan oleh Caraka Festival Kreatif, PPPI PENGDA JATENG. Belum puas dengan pelatihan sastra di Indonesia, pada 2013 ia terbang ke Swiss German University untuk mengikuti pelatihan tingkat regional Penulisan Artikel Ilmiah dan HAKI.

dr. Dito pernah diundang sebagai pembicara dalam seminar dan berbagai event nasional. Bertepatan pada 31 Oktober 2010, ia membawakan materi The Art of Graphoanthropology: Seni Mengubah Dunia Melalui Pena dan Cinta di acara Talkshow Kesusastraan “Karya untuk Bangsa” FLP (Forum Lingkar Pena) Sekaran, UNNES Semarang. Selain itu, ia juga pernah menyampaikan strategi “Pembangunan

Berbasis Lingkungan sebagai Kunci Dasar dalam Mencapai Millennium Development Goals (MDGs) 2015", dalam Seminar dan Kongres Nasional XII MAHAGI "UNNES, Semarang (2010). Serta menjadi pemakalah dalam Seminar dan Bedah Buku “Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013 dengan materi “Strategi Membangun Generasi Emas,” di Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Semarang (2014).

Peraih gelar The Winner (First Place) pada kejuaraan Internasional “2013 World Young Doctors’ Organization (WYDO) Indonesia Essay Cl/contest Award” ini, pernah dinobatkan sebagai Reporter of the Month Dec 2007, www.kabarindonesia.com, AlphenA/drijn.

Kemudian pada tahun 2008, ia berhasil menjadi Pemenang Kedua HOKI Online Literary Awards (HOLY), Netherlands. Di tahun yang sama, ia juga berhasil Juara I Lomba Menulis Surat Cinta, www.kabarindonesia.com. Orang dengan kemampuan multitalenta seperti dr. Dito memang tergolong langka. Tak salah bila ia pernah dinobatkan sebagai Tim Dewan Juri "Love Poetry Valentine Day 2010" oleh Harian Online Kabar Indonesia (HOKI), Netherlands.

Berakar, Tumbuh, dan Mekar

Pengalaman dr. Dito tak perlu diragukan lagi. Ia pernah mengabdikan diri di Palangkaraya sebagai dokter di RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya, menjadi staf ahli rektor di Universitas PGRI Palangka Raya, serta menjadi ketua cabang FAM (Forum Aktif Menulis) Palangka Raya. Keterlibatanya di Jaringan Pena Ilma Nafia (JPIN), Masyarakat Linguistik Indonesia, IYHPS (Indonesian Young Health Professionals' Society, serta aktif berorganisasi di ACIKITA membuat dirinya semakin kaya asam garam kehidupan.

Publikasi yang berjudul Treatment of Epilepsy: Background and Future Directions dipublikasikan di jurnal internasional: Progress and Communication in Sciences pada tahun 2014. Adapun: Manajemen Meningitis, Shaken Baby Syndrome, The Art of Neuropsychocreativity and Neuroedutainment, Tata- laksana Angiofibroma, dan The Neuroscience of Glutamate berhasil menembus di Ethical Digest: Semijurnal Farmasi dan Kedokteran.

Selain publikasi di jurnal internasional, dr. Dito telah berhasil mengharumkan nama Indonesia saat mempresentasikan karyanya yang berjudul “Biomarker Stroke” di forum bergengsi AICST International Conference on Science and Technology (AICST) 2011. Di tahun 2012, ia kembali menjadi delegasi Indonesia di forum AICST dengan karya “Neuropharmacogenetics: The Art of Epilepsy Management” kemudian “Mediconeurophenomenology of Savant Syndrome” di AICST 2013.

Berkarya di internasional tak membuatnya melupakan “akar”. Sampai sekarang, ia masih aktif menulis di sejumlah media massa lokal maupun nasional, cetak maupun online, seperti: Suara Merdeka, Trubus, Majalah Kesehatan Dokter Kita, Majalah Psikologi Plus, Majalah Info RS Keluarga Sehat Pati, dan Majalah Kasih RS Panti Wilasa “dr. Cipto” Semarang.

Selain itu, lebih dari 100 publikasi ilmiah-populer juga menghiasi rubrik kesehatan di kompasiana, netsains.net, detik com, dan kabarindonesia com Lebih dari 10 buku dan ebooks telah dipublikasikan di dalam maupun luar negeri, seperti: 45 Penyakit Aneh dan Khusus, Cara Jitu Mengatasi Impotensi dan Cara Jitu Mengatasi Impotensi Nyeri Haid" Penerbit ANDI Yogyakarta, 5 Menit Memahami 55 Problematika Kesehatan, 123 Penyakit, Pelangi Jiwa (Antologi Puisi), Asthabrata: Javanese Leadership, Da Dito con Amore, dan Pearl from Indonesia.

dr. Dito adalah seorang pembelajar sejati. Mewujudkan Indonesia sebagai “Negeri Cahaya“ adalah impian besarnya, di mana banyak ilmuwan, cendekiawan, ulama, negarawan, teknokrat-birokrat, kaum wanita, generasi muda, dan masyarakatnya memiliki pemikiran, ucapan, imajinasi, serta tindakan yang menerangi negeri ini.

Ia adalah “Dokter Cahaya” yang memotivasi, menginspirasi, dan mencerahkan. Pribadi yang karya raya, bersahaja.

Sekian tentang :Dokter cahaya dan bintang delegasi indonesia "dr. Dito", Semoga dapat bermanfaat