H. Mustofa Wardoyo, Bupati Kudus dan Tokoh Motivasi Mahasiswa
H. Mustofa Wardoyo atau dikenal dengan nama panggilan Kang Mus ini asli lahir dari Kudus, pada tanggal 2 Januari 1963 dan sudah mulai menginjak umur 54 tahun,
Kang Mus ini adalah bupati yang sudah menjabat selama 2 periode yaitu mulai tahun 2008-2013 dan 2013-2018, dalam hal pendidikan ia didik di dalam sekolah agamis mulai kecil yang dimulai dari yang pertama:
👉 1. Madrasah Ibtidaiyah Khairiyah Getas Pejaten Kudus Tahun 1975
👉 2. Madrasah Tsanawiyah/Mualimin Kudus Tahun 1978
👉 3. Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah Kudus Tahun 1982
👉 4. Sekolah Tinggi Komputer ITN Bandung Tahun 1988
Bukan cuma itu ia belajar ia juga belajar dalam hal nonformal seperti:
👉 1. Pendidikan/Dilat Stratra I-IV Bumi Wiyata
👉 2. Pejenjangan arier Level I-IV
👉 3. Pendidikan Kejuruan khusus Manajemen Resiko Claim Ree Ass
👉 4. Pendidikan Kepemimpinan Regional/Nasional
Sebelum menjadi bupati yang sangat dihormati dan disayangi oleh warga Kudus, Kang Mus sapaan orang Kudus, ini pernah bekerja di mana-mana dan pernah mengalami pahitnya kehidupan yang pernah dialaminya seperti pernah bekerja di PT Asuransi Bumida mulai tahun 1987-2000 dan waktu itu Jabatan terahir Kepala Divisi Pemasaran di Jakarta.
Pernah juga menjadi Komisaris Utama PT. BPR Agung Sejahtera. Setelah dari situ Kang Mus melebarkan sayapnya ke politik dan akhirnya menjadi Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah 2004-
2009. Dan setelah itu menjadi Bupati Kudus sampai sekarang, dari kepemimpinannya di Kudus ini banyak perubahaan yang terjadi sebelum adanya Kang Mus ini, seperti pada waktu 11
Januari 2016, Kang Mus ini pernah disuruh bertemu dengan pak Jokowi, perihal mempresentasikan konsep dan pelaksanakan program itu di wilayahnya.
Tujuannya, agar itu diangkat menjadi program nasional. Beliau sebagai kepala daerah yang bisa dibanggakan karena konsepnya bisa diangkat ke program nasional.
Banyak hal yang sudah dikerjakannya yang membuatnya sangat dibanggakan oleh masyarakat kudus seperti contoh: sangat menghargai PKL yang ada di sekitar Kudus dan menjadikannya sebagai hari jadi PKL.
Dan ia juga pernah mengatakan kepada buruh rokok yang ada di Kudus, agar tidak risau untuk menghadapi kenaikan rokok yang ada di indonesia ia berkata Buruh rokok di Kudus ada sekitar 100 ribu lebih.
Mereka menjadi tulang punggung keluarga, saya tidak menginginkan mereka berhenti bekerja. “Sebab yang nganggur saja saya carikan kerja, apalagi yang kerja, jangan sampai nganggur,” imbuhnya, perkataan itulah yang membuat mahasiswa yang menghadiri seminar yang ada di Semarang yang berasal dari Kudus bergetar mendengarkan- nya, dan membuat termotivasi untuk tetap maju.
Imbuhnya lagi dalam acara seminar itu.
“KALIAN ITU MAHASISWA KUDUS, MAHASISWA YANG SANGAT DIPERCAYA OLEH ORANG KUDUS, JANGAN PERNAH MALAS UNTUK BELAJAR, BERSUNGGUH-SUNGGUHLAH, BELAJARLAH SETINGGI- TINGGINYA, KAMI ORANG KUDUS AKAN MEDUKUNG KALIAN, TAPI SETELAH ITU JANGAN LUPALAH PULANG KE KUDUS, BENAHI LAGI KUDUS INI, PERCANTIK LAGI, PERINDAH LAGI, JADIKAN KUDUS MENJADI DAERAH NO.1 DI INDONESIA DAN MENJADI KEBANGGAN UNTUK KITA SEMUA, OJO NYANGKEK GAK BALI LE.,” ujarnya dalam sebuah seminar workshop yang dihadiri IMAKU (ikatan mahasiswa kudus itu).
Dan karenanya pula Kudus bisa meraih penghargaan seperti penghargaan bergengsi Adipura Kirana, ia mengaku itu bukan hasil kerja keras saya tapi kerja keras masyarakat Kudus bersama dan mau membantu bekerja sama untuk merubah Kudus, menjadi lebih baik, memang, semua itu tidak mudah memang, dikarenakan tradisi di Kudus yang masih sangat kental tentang keagamannya,
banyak hadangan yang selalu ada dalam era kekuasaan Kang Mus di Kudus ini, tak jarang penolakan PKL-PKL, pengemis, pelanggaran-pelanggar- an, yang menyebabkan Kudus ini menjadi kota yang harus dibenahi, tapi dengan cara pengarahan, berdiskusi dan mendatangi tempatnya langsung, semua itu dapat diselesaikan.
Dan semenjak Kang Mus pula terdapat objek-objek indah terbaru seperti terdapatnya monumen selamat datang yang megah di Kudus, yang termegah se-Asia Tenggara, dan adanya taman lampion yang ada di Taman Krida yang dulunya kurang optimal penggunanya, dll.
Dan dalam seminar ekspo tersebut ada seorang mahasiswa yang bertanya, bahasa sudah di translate bahasa indonesia “Pak bagaimana cara agar saya dan kami mahasiswa yang ada di sini bisa menjadi seperti bapak...?”dan Kang Mus dengan santainya berkata “Sudah toh dik, jangan berfikir untuk menjadi orang lain,jadilah diri sendiri aku di sini ini,
hanya mengembankan amanat, aku di sini untuk mewujudkan kehidupan di sini, di Kudus ini menjadi lebih baik, kamu ini hanya cukup untuk belajar gak usah mikir aneh-aneh, tinggalkan itu yang namanya pacaran, kalo udah punya rumah, mobil baru pacaran,
belajarlah yang tinggi, aku di sini ini cuma memfasilitasi kamu-kamu ini agar bisa giat dalam belajar, agar nanti seumpama di antara mahasiswa-mahasiswa di sini ada yang mau jadi bupati bebannya tidak terlalu berat... wes le sinau ae kuwe kabeh... tak dongakno sukses,
” itu adalah cuplikan kalimat yang ada diseminar itu untuk memotivasi para mahasiswanya.., Kang Mus juga berjanjji tidak akan pernah untuk mundur atau pun menyerah walaupun semua orang membencinya.., “saya akan terus belajar dari kesalahan saya untuk menjadi orang yang lebih baik” itulah sekilas biografi Kang Mus atau Mustofa Wardoyo bupati Kudus yang yang sangat memperhatikan rakyatnya.
Referensi :
id.wikipedia.org/wiki/Musthofa
tribunwisata.com/2016/09/gerbang-kudus-kota-kretek-wisata-tugu-selamat-datang-termegah.html
direktoripati.com/2016/04/seputar-gerbang- kudus-kota-kretek-fakta-misteri.html
wawancara dengan mahasiswa yang pernah mengikuti seminar ekspo
Kang Mus ini adalah bupati yang sudah menjabat selama 2 periode yaitu mulai tahun 2008-2013 dan 2013-2018, dalam hal pendidikan ia didik di dalam sekolah agamis mulai kecil yang dimulai dari yang pertama:
👉 1. Madrasah Ibtidaiyah Khairiyah Getas Pejaten Kudus Tahun 1975
👉 2. Madrasah Tsanawiyah/Mualimin Kudus Tahun 1978
👉 3. Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah Kudus Tahun 1982
👉 4. Sekolah Tinggi Komputer ITN Bandung Tahun 1988
Bukan cuma itu ia belajar ia juga belajar dalam hal nonformal seperti:
👉 1. Pendidikan/Dilat Stratra I-IV Bumi Wiyata
👉 2. Pejenjangan arier Level I-IV
👉 3. Pendidikan Kejuruan khusus Manajemen Resiko Claim Ree Ass
👉 4. Pendidikan Kepemimpinan Regional/Nasional
Sebelum menjadi bupati yang sangat dihormati dan disayangi oleh warga Kudus, Kang Mus sapaan orang Kudus, ini pernah bekerja di mana-mana dan pernah mengalami pahitnya kehidupan yang pernah dialaminya seperti pernah bekerja di PT Asuransi Bumida mulai tahun 1987-2000 dan waktu itu Jabatan terahir Kepala Divisi Pemasaran di Jakarta.
![]() |
Foto : Referensi Pihak Ketiga |
Pernah juga menjadi Komisaris Utama PT. BPR Agung Sejahtera. Setelah dari situ Kang Mus melebarkan sayapnya ke politik dan akhirnya menjadi Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah 2004-
2009. Dan setelah itu menjadi Bupati Kudus sampai sekarang, dari kepemimpinannya di Kudus ini banyak perubahaan yang terjadi sebelum adanya Kang Mus ini, seperti pada waktu 11
Januari 2016, Kang Mus ini pernah disuruh bertemu dengan pak Jokowi, perihal mempresentasikan konsep dan pelaksanakan program itu di wilayahnya.
Tujuannya, agar itu diangkat menjadi program nasional. Beliau sebagai kepala daerah yang bisa dibanggakan karena konsepnya bisa diangkat ke program nasional.
Ia mengaku bangga diminta untuk mempresentasikan hasil kerjanya di Kudus, ketika menjalankan program kerakyatan itu.
Banyak hal yang sudah dikerjakannya yang membuatnya sangat dibanggakan oleh masyarakat kudus seperti contoh: sangat menghargai PKL yang ada di sekitar Kudus dan menjadikannya sebagai hari jadi PKL.
Dan ia juga pernah mengatakan kepada buruh rokok yang ada di Kudus, agar tidak risau untuk menghadapi kenaikan rokok yang ada di indonesia ia berkata Buruh rokok di Kudus ada sekitar 100 ribu lebih.
Mereka menjadi tulang punggung keluarga, saya tidak menginginkan mereka berhenti bekerja. “Sebab yang nganggur saja saya carikan kerja, apalagi yang kerja, jangan sampai nganggur,” imbuhnya, perkataan itulah yang membuat mahasiswa yang menghadiri seminar yang ada di Semarang yang berasal dari Kudus bergetar mendengarkan- nya, dan membuat termotivasi untuk tetap maju.
Imbuhnya lagi dalam acara seminar itu.
“KALIAN ITU MAHASISWA KUDUS, MAHASISWA YANG SANGAT DIPERCAYA OLEH ORANG KUDUS, JANGAN PERNAH MALAS UNTUK BELAJAR, BERSUNGGUH-SUNGGUHLAH, BELAJARLAH SETINGGI- TINGGINYA, KAMI ORANG KUDUS AKAN MEDUKUNG KALIAN, TAPI SETELAH ITU JANGAN LUPALAH PULANG KE KUDUS, BENAHI LAGI KUDUS INI, PERCANTIK LAGI, PERINDAH LAGI, JADIKAN KUDUS MENJADI DAERAH NO.1 DI INDONESIA DAN MENJADI KEBANGGAN UNTUK KITA SEMUA, OJO NYANGKEK GAK BALI LE.,” ujarnya dalam sebuah seminar workshop yang dihadiri IMAKU (ikatan mahasiswa kudus itu).
Dan karenanya pula Kudus bisa meraih penghargaan seperti penghargaan bergengsi Adipura Kirana, ia mengaku itu bukan hasil kerja keras saya tapi kerja keras masyarakat Kudus bersama dan mau membantu bekerja sama untuk merubah Kudus, menjadi lebih baik, memang, semua itu tidak mudah memang, dikarenakan tradisi di Kudus yang masih sangat kental tentang keagamannya,
banyak hadangan yang selalu ada dalam era kekuasaan Kang Mus di Kudus ini, tak jarang penolakan PKL-PKL, pengemis, pelanggaran-pelanggar- an, yang menyebabkan Kudus ini menjadi kota yang harus dibenahi, tapi dengan cara pengarahan, berdiskusi dan mendatangi tempatnya langsung, semua itu dapat diselesaikan.
Dan semenjak Kang Mus pula terdapat objek-objek indah terbaru seperti terdapatnya monumen selamat datang yang megah di Kudus, yang termegah se-Asia Tenggara, dan adanya taman lampion yang ada di Taman Krida yang dulunya kurang optimal penggunanya, dll.
Dan dalam seminar ekspo tersebut ada seorang mahasiswa yang bertanya, bahasa sudah di translate bahasa indonesia “Pak bagaimana cara agar saya dan kami mahasiswa yang ada di sini bisa menjadi seperti bapak...?”dan Kang Mus dengan santainya berkata “Sudah toh dik, jangan berfikir untuk menjadi orang lain,jadilah diri sendiri aku di sini ini,
hanya mengembankan amanat, aku di sini untuk mewujudkan kehidupan di sini, di Kudus ini menjadi lebih baik, kamu ini hanya cukup untuk belajar gak usah mikir aneh-aneh, tinggalkan itu yang namanya pacaran, kalo udah punya rumah, mobil baru pacaran,
belajarlah yang tinggi, aku di sini ini cuma memfasilitasi kamu-kamu ini agar bisa giat dalam belajar, agar nanti seumpama di antara mahasiswa-mahasiswa di sini ada yang mau jadi bupati bebannya tidak terlalu berat... wes le sinau ae kuwe kabeh... tak dongakno sukses,
” itu adalah cuplikan kalimat yang ada diseminar itu untuk memotivasi para mahasiswanya.., Kang Mus juga berjanjji tidak akan pernah untuk mundur atau pun menyerah walaupun semua orang membencinya.., “saya akan terus belajar dari kesalahan saya untuk menjadi orang yang lebih baik” itulah sekilas biografi Kang Mus atau Mustofa Wardoyo bupati Kudus yang yang sangat memperhatikan rakyatnya.
Referensi :
id.wikipedia.org/wiki/Musthofa
tribunwisata.com/2016/09/gerbang-kudus-kota-kretek-wisata-tugu-selamat-datang-termegah.html
direktoripati.com/2016/04/seputar-gerbang- kudus-kota-kretek-fakta-misteri.html
wawancara dengan mahasiswa yang pernah mengikuti seminar ekspo