Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Model Manusia Administratif di Dalam Organisasi

MODEL MANUSIA ADMINISTRATIF DIDALAM ORGANISASI





A. MAKNA ORGANISASI

1. Institusi total.

Organisasi berubah seiring dengan perubahan teknologi , tugas lingkungan, interaksi antar manusia dalam organisasi. Sudah dibahas bahwa “ orang “ dapat mengubah organisasi , tetapi dalam pembahasan ini “ organisasi akan dapat mengubah kepribadian manusia (anggota organisasi )”.

Erving Goffman mengemukakan bahwa ada beberapa organisasi yang disebut dengan “institusi total“ contohnya seperti : penjara, pantiasuhan, barak-barak, kapal, beberapa jenis sekolah, memang dapat mengubah orang-orang didalamnya. Teknologi institusi total adalah melalui manusia, dan misi dari institusi total adalah untuk mengubah “ para nasabahnya “. Contoh : teknologi penjara adalah rehabilitasi ; teknologi sekolah adalah pendidikan.

Goffman menguraikan “ karakteristik” institusi total sbb . :
Semua aspek kehidupannya terpisah dari masyarakat luas dan dijalankan dalam tempat dan kewenangan yang sama ;
Kegiatan-kegiatan para nasabahnya umumnya berlangsung dalam “ kelompok besar “mereka melakukan segala sesuatunya bersama, memperoleh perlakuan yang sama );
Semua kegiatan dijadwalkan dan diatur secara ketat;
Setiap kegiatan adalah bagian dari rencana keseluruhan yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditentukan ;
Ada jarak antara staf pengurus dan penghuni Misalnya penelitian dipenjara, dalam dunia “ penghuni “ terdapat karakteristik : Proses pembekuan syaraf oleh pengurus; Sistim hak istimewa>>> pengurangan sanksi; Adaptasi penghuni terhadap pembekuan syaraf : reaksi situasional * pemberontakan, lebih menyukai penjara daripada diluar ( penerimaan total ).

2. Tipologi organisasi Sosialisator.

Yang mengembangkan tipe tersebut adalah Charles E. Bidwell dan Rebecca S.Vreeland dikalangan Perguruan Tinggi yang mengklasifikasikan kemungkinan perguruan tinggi dalam mengindoktrinasi mahasiswa dengan sukses menuju bentuk kehidupan yang sesuai dengan tujuan yang ditentukan pejabat perguruan tinggi dan cakupan keterlibatan maha siswa pada institusi.
Perguruan tinggi yang diatur secara “ komunal doctriner ” akan memiliki dampak moral yang sangat kuat dan homogeen bagi para nasabahnya ( mahasiswa ) Perguruan tinggi yang diatur “ secara asosiasional prosedural ” tak memiliki dam pak moral bagi para nasabah

Pengaruh pada birokrasi. Banyak dari institusi total mendapatkan nasabahnya melalui tekanan sosial atau secara penerapan paksa. ( narapidana dan mahasiswa ). Lain halnya dengan birokrasi, jarang sekali merekrut anggotanya dengan cara paksa dan biasanya anggota bergabung dalam birokrasi melakukannya hanya dengan relative “ sukarela “. Setelah bergabung mereka bukanlah sebagai nasabah,tetapi menjadi anggota tetap dari organisasi birokrasi.


B. MODEL MANUSIA ADMINISTRATIF : PANDANGAN KLASIK.

Membahas pandangan klasik sama artinya kalau kita mengulas teorisi-teorisi dimasa lalu yang cenderung mengabaikan variabel sosial dan psikologis dalam memandang para anggota organisasi, dan hanya menekankan “ rasionalitas “ mereka sendiri serta dimensi fisik. Model manusia klasik , pada umumnya berangkat dari konsep teori X dan Y ; misalnya Max Weber menyatakan bahwa kunci beresnya pelaksanaan segala sesuatu dalam organisasi adalah “rasionalisasi” perilaku birokratnya.

Konsepsi dasar model klasik atas manusia administratif erat kaitannya dengan model organisasi tertutup, dan ini nampak dari gagasannya mengenai kepemimpinan. ( apa yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin, apa saja kwalitas kepemimpinan). Max Weber memaparkan 3 jenis kepemimpinan : karismatik, tradisional dan legal/rasional.
Pemimpin karismatik adalah pemimpin yang primitif, Volksgeist (spirit rakyat), yang mewakili spirit atau jiwa rakyatnya. Memimpin masyarakat berjenis Gemeinschaft , suatu masyarakat yang menyukai romantisme irrasional.

Pemimpin tradisional biasanya dipilih atas dasar darah keturunan atau kelas sosialnya.
Pemimpin legal / rasional adalah seorang yang monokrat ( birokrat yang luar biasa pandai yang memimpin birokrasi ) atau pemimpin birokratik lainnya yang memenuhi kriteria berupa rasionalisme yang ketat dan impersonal. Ia memimpin jenis masyarakat Gesellschaft , atau suatu masyarakat yang berkarakterisasi : rasionalisme, regulasi , impersonaliti, dan birokrasi. Menurut Weber pemimpin seperti ini lebih cocok untuk menggantikan pemimpin yang karismatik dan tradisional.

James D.Mooney dan Alan C.Reiley mengemukakan 3 konsep jenis kepemimpinan :


  • Pemimpin tituler : yaitu pemimpin yang senantiasa mengikuti nasehat para stafnya
  • Pemimpin pengontrol : adalah seorang pemimpin yang menolak mendelegasikan wewenang kepada bawahannya dan menolak nasehat / saran bawahan;
  • Pemimpin organisator sejati : pemimpin yang senantiasa melakukan hal-hal yang seharusnya, tentu saja sesuai dengan prinsip organisasi.

Amitai Etzioni dan Philip Selznick mengembangkan teori kepemimpinan dalam tradisi yang klasik , dan dibedakan atas dasar kekuasaan personal dan posisional yaitu :


  • Pejabat resmi : yang memiliki kewenangan semata-mata atas dasar posisi hirarkisnya ;
  • Pemimpin informal : yang bisa memerintah karena pesona pribadi dan karismanya;
  • Pemimpin formal : yang memiliki semua yang dimiliki tipe 1 dan 2.

Selznick mengaitkan kepemimpinan dengan tingkatan interaksi politik dan sosial dan memaparkan 2 jenis kepemimpinan :

Pemimpin yang menggabung dan meramu elemen-elemen sosial pada suatu “ tingkatan institusional “ dan biasanya memiliki figur yang mengesankan ;
Administrator yang tak menyukai pekerjaan-pekerjaan yang rutin, tapi menyukai pekerjaan teknis dan birokratis yang penting sehingga organisasinya tetap berjalan dengan baik.


C. MODEL-MODEL MANUSIA ADMINISTRATIF : PANDANGAN SOSIO-PSIKOLOGIS

Model manusia administratif ini kontras dengan teori klasik, model ini menganut prinsip memusatkan perhatian pada semua anggota organisasi dan jarang sekali mengistimewakan kaum “ pemimpin “ sebagai kelompok yang khusus. Tokohnya : Chester I. Barnard; Herbert A.Simon ; James G. March ; Richard M. Cyert dan James D. Thompson. Dalam aliran ini, manusia dipandang sebagai mahluk sosial, yang memiliki kemampuan kognitif yang terbatas, namun terkadang mengenali dan memperjuangkan kepentingan sendiri , dan memecahkan persoalan dengan prakarsanya sendiri. Simon menyajikan sebuah deskripsi tentang pandangan sosio-psikologis dalam Models of Man ( model manusia.)

Manusia psikologis yaitu model yang digunakan para psikolog untuk meramalkan perilaku manusia perorangan , manusia psikologis mempunyai rasa tak aman, kebiasaan khusus , motivasi dan kebutuhan emosional, perilaku rasional sepenuhnya merupakan fenomena perseorangan , setiap orang harus melakukan segala miliknya sendiri.
Manusia rasional atau manusia ekonomi yang mencerminkan model yang digunakan para ekonom untuk meramalkan perilaku ekonomi secara keseluruhan.Dimana ia mengetahui seluruh kepentingan kebutuhan ( uang ) sendiri juga memahami pilihan yang tersedia baginya, secara rasional akan memlih yang menguntungkan.

Menurut Simon manusia administratif menyajikan jembatan konseptual antara manusia psikologis dan manusia ekonomis, manusia administratif adalah manusia :

1). Mempunyai tujuan dan rasionalitas sendiri;
2). Faham terhadap tujuan resmi dan rasionalitas formal organisasi ;
3). Faham bahwa kesejahteraannya dengan kesejahteraan organisasi saling berkaitan ;
4). Mampu melihat pilihan dalam membuat keputusan serta memprediksi konsekwensinya.

Model manusia sosio-psikologis mempunyai sub-model manusia yang menekankan variabel-variabel yang penting bagi administrasi negara yaitu model budaya dan model politis.

1. Model manusia budaya.

Hubungan antara perilaku organisasi terhadap kebudayaan nasional mempunyai dampak khusus, masih sedikit teorisi yang membahasnya, diantaranya adalah Harold L. Wilensky. Dengan pembahasannya adalah kaitan variabel budaya dengan sikap penggunaan informasi oleh organisasi dan pola-pola kekacauan birokratik.

2. Model Manusia Politik.

Kondisi alamiah dari manusia administratif dalam kerangka sosio-psikologis adalah tentang perilaku politik para administrator dalam organisasi, dari penemuan, riset mengenai hal tersebut memiliki relevansi tertentu dengan administrasi negara , karena politik mempunyai pengaruh khusus pada sektor administrasi negara.

Sekian Tentang: Model Manusia Administratif di Dalam Organisasi, semoga dapat bermanfaat