Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tokoh Kesejahteraan Dan Kemerdekaan Indonesia |Adam Malik

Imajinasi Putra Andalas Adam Malik : Tokoh Kesejahteraan Dan Kemerdekaan Indonesia

Usia muda penuh dengan imanjinasi tinggi ingin seperti ini dan itu, tanpa memikirkan lebih jauh bagaimana untuk meraihnya. Seperti halnya Adam Malik, usia dua belas tahun Ia berkhayal menjadi kesatria atau pahlawan yang membela kebenaran dan membantu yang lemah, seperti pahlawan- pahlawan pada masa itu Tuanku Imam Bonjol, Sisinga- mangaraja, Hang Tuah, dan lain-lain.

Ia berpikir khayalan itu akan terwujud tergantung seberapa mendesaknya hal itu dan juga seberapa kuatnya daya imajinasi seseorang.

Adam Malik Batubara lahir pada tanggal 22 Juli 1917. Lahir dari keturunan keluarga yang berada, dan dibesarkan di kota kecil Pematang Siantar, Sumatra Timur.

Putra ketiga dari pasangan H. Abdul Malik Batubara dan Salamah Lubis ini menyebut dirinya sebagai Putra Andalas, meski nama Sumatra telah resmi menggantikan nama Andalas.


Kesejahteraan Dan Kemerdekaan Indonesia, tokoh paling berpengaruh di indonesia
Foto : Adam Malik, Tokoh Kesejahteraan Dan Kemerdekaan Indonesia


Sewaktu kecil Adam Malik suka menemani ayahnya jika sedang berdagang berkeliling, dan dari sanalah Ia melihat masyarakat di daerah tempat tinggalnya,

Adam Malik merasakan apa yang dirasakan rakyat di sekitar daerahnya itu, menjadi kuli dan kacung Belanda.

Adam Malik oleh ayahnya diharuskan memasuki sekolah- sekolah agama setelah tamat H.I.S (Hollands Inlandse School) untuk dididik dan digembleng dalam suasana keislaman.

Sebagai anak usia muda saat itu ia hanya tunduk patuh pada perintah ayahnya, percaya bahwa itu adalah jalan terbaik untuknya.

Setelah satu tahun menetap di Sekolah Agama Parabek, beliau dipindahkan ke sekolah Agama Al-Masrullah selama dua tahun.

Sekeluarnya dari sekolah Agama, Adam Malik memutuskan untuk membantu ayahnya berdagang, beliau juga dipercaya untuk mengurus sebuah toko baru atas usulan Adam Malik sendiri,

Ia memberi nama “TOKO MURAH” yang sebenarnya usaha ini adalah alat untuk menjalankan misi nasionalnya, menyejahterakan rakyat daerahnya dengan menjual barang-barang dagangan dengan harga terjangkau.

Kehidupan politik Adam Malik diawali dari masuknya beliau menjadi anggota kepanduan Hisbul Wathan, satu organisasi yang bernaung di bawah Muhammadiyah, yang merupakan organisasi semi politik.

Mencoba hal baru, Ia mendirikan di Pematang Siantar cabang INDONESIA MUDA, organisasi yang berpusat di Jakarta, kemudian membangun Perkumpulan Supir-Supir Indonesia. Setelah dirasa cukup untuk menguasai cara-cara berorganisasi,

Beliau mulai mendirikan cabang dari organisasi terbesar saat itu, PARTINDO (singkatan dari PARTAI INDONESIA). Yang kemudian cabang wilayah PARTINDO Medan mengangkat beliau menjadi pimpinan.

Pada bulan April 1931 berkat bantuan saudara- saudaranya, Djauhari Salim dan Hamid Lubis, karangan- karangan Abdul Malik dimuat dalam harian Pelita Andalas dan majalah PARTINDO yang tersebar luas ke seluruh Indonesia, dan membawanya pada profesi baru yang Ia tekuni, yakni Jurnalistik.

Tidak tinggal diam aktif di daerahnya, Sumatra Timur. Pada tahun 1934, Adam Malik berangkat ke Jakarta untuk lebih mematangkan cita-cita politiknya, dia menemui kenalannya yang dulu juga seorang anggota PARTINDO, Yahya Nasution.

Meski di Jakarta Adam Malik mempunyai saudara dari ibu- bapaknya, Ia tidak menaruh bahu untuk bersandar. Ia memutuskan untuk mencari uang sendiri dengan berjualan buku bekas di Pasar Senen.

Saat tertangkapnya Yahya Nasution oleh polisi rahasia kolonial, yang dalam penyelidikannya, Yahya Nasution tercatat sebagai pemimpin inti partai yang berbahaya.

Partai PARI, organisasi bawah tanah yang menyerukan kemerdekaan Indonesia. Hubungan Adam Malik dengan Nasution membuatnya terseret pula pada kasus ini, walaupun sebenarnya Adam Malik sama sekali tidak tahu-menahu tentang hal ini.

Satu tahun penuh beliau ditahan, meski begitu kawannya, Yahya Nasution mendapat perlakuan yang lebih buruk, Ia dibuang ke pembuangan, Boven Digul.

Adam Malik ditahan di penjara Struiswijk, selama di penjara beliau menghabiskan waktu dengan membuat neraca untung rugi Pergerakan Nasional selama berlangsungnya depresi politik dan ekonomi Amerika saat itu, di sana beliau juga mendapat kawan karib, Pandu Kartawiguna.

Persahabatan dengan Pandu Kartawiguna tersebut terus terbangun hingga mereka mendirikan kantor berita ANTARA, sekeluarnya dari penjara.

Kantor berita ANTARA berhasil didirikan pada tanggal 13 Desember 1937. Dan tanpa bantuan pemerintah kolonial Adam Malik bersama kawan-kawannya saat itu.

Dengan memusatkan pokok berita pada peristiwa terkini seputar pejuang kemerdekaan nasional, kantor berita ANTARA semakin dipercaya dan mendapat pengakuan dari rakyat banyak.

Pada masa demokrasi parlementer dengan sistem multi- partai. Adam Malik sibuk menyusun dan meningkatkan kantor berita ANTARA yang telah mempunyai cabang di Amsterdam, London, Koln, Hongkong, dan Tokyo.

Meningkat ke usia dua puluh tahun, Adam Malik masuk ke dalam pergerakan GERINDO (Gerakan Rakyat Indonesia) menggantikan PARTINDO yang pergerakannya dilarang pada tahun 1934. Sebagai pemuda Adam Malik menyiapkan diri untuk memainkan peranan sebagai pelopor revolusi Indonesia.

Sebagai seorang yang aktif dan dianggap "bisa diatur" Adam Malik menjalankan tugas sebagai Ketua Komite Nasional Pusat dalam masa-masa di sekitar Proklamasi Kemerdekaan.

Tapi kemudian jabatan itu diserahkan kepada Mr. Assaat (alm). dalam Februari 1946.

Pada zaman Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto tahun 1967, Abdul Malik mendapat amanah sebagai Menteri Luar Negeri yang bertugas untuk memulihkan keanggotaan Indonesia dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mengakhiri konfrontasi Indonesia dengan Malaysia.

Selama periode inilah Adam Malik terjun langsung dalam pembentukan ASEAN pada tahun 1967, menjadi orang Indonesia pertama yang dinaikkan ke puncak dunia, me- mangku jabatan yang tidak saja bergengsi tinggi tapi juga berat sebagai Ketua Majelis Umum Dunia, karena lebih dari seratus negara sedang menanti giliran untuk pengangkatan.

Wakilnya masing-masing sebagai Ketua Majelis Perserikatan Bangsa- Bangsa itu. Mengetuai pada tahun 1971-1972. Berhadapan dengan kenyataan-kenyataan pelik yang memerlukan pemecahan secara hati-hati.

(Adam Malik, 1978: 33) Baru saja ditunjuk menjadi Ketua MPR pada tanggal 1 Oktober tahun 1977. Pada tanggal 29 Maret 1978 Adam Malik dipilih oleh MPR untuk memangku jabatan Wakil Presiden.

Adam Malik terus menggantungkan kepercayaannya kepada Tuhan Yang Mahakuasa dan meyakini bahwa manusia hanya bisa merencanakan, akhirnya Tuhan yang menentukan.

Tokoh yang menginspirasi Adam Malik untuk terus memperjuangkan kemerdekaan Indonesia ialah Soekarno, Mohammah Hatta, dan Tan Malaka. Meski pada awalnya Ia tidak pernah sama sekali bertemu dengan mereka bertiga.

Namun, dengan mempelajari atau barangkali tepatnya dengan memamah konsepsi-konsepsi mereka, Ia merasa seperti sudah lama mengenal mereka dan menjadikannya guru bagi perjuangannya.

Adam Malik melihat setiap tokohnya mem- punyai karakter dan temperamen yang berbeda, tetapi pada dasarnya perasaannya tetap sama, yakni menjunjung tinggi kemerdekaan Indonesia.

Di usia senja Adam Malik mengakui bahwa radikalisme akan sangat tidak efektif untuk digunakan dewasa ini, perlu adanya ide-ide atau konsep-konsep kebijakan baru untuk menghadapi segala macam bentuk perpecahan dan untuk terus menjaga persatuan Indonesia .

Nasihat yang amat berharga dari ayahnya sewaktu Ia berangkat dari Pematang Siantar ke Jakarta. Pesan beliau sebagai berikut; “…jangan lupa, jangan sekali-kali remehkan kenyataan bahwa hanya yang kuat semangat yang dapat bebas.

Dan untuk ini senantiasalah berjaga-jaga. Senantiasalah siap, sebab barangsiapa yang tidak siap hari ini, akan semakin tidak siap besok.” (ibid, hlm. 185)

Begitulah Adam Malik menghabiskan usianya dengan berkecimpung di dunia politik hanya semata-mata untuk kesejahteraan rakyat Indonesia dan untuk kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah.


tokoh indonesia paling berpengaruh, tokoh kemerdekaan
foto Adam Malik Dengan Istri Tercinta


Api semangat yang muncul ketika melihat penindasan kepada rakyat di daerah tempat tinggalnya, Pematang Siantar.

Hingga tutup usianya Adam Malik tetap memikirkan negara yang diperjuangkannya, Ia wafat di Bandung pada 5 September 1984 dan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.