Tokoh Serta Pemimpin Kota Santri |Kanjeng Sepuh
Tokoh Sekaligus Pemimpin Kota Santri |Kanjeng Sepuh Umar
Kanjeng Sepuh dilahirkan di wilayah Kudus tahun 1784 M. Ayahnya bernama K.G.BRM. Suryadi dan ibunya bernama R. Ayu Paku Wati Putri Pamekasan Madura.
Pada waktu di Kudus beliau diasuh/dididik oleh kyai wajah dzuriyah Sunan Kudus dan pindah di Sidayu pada tahun 1808 mengikuti orang tua tirinya sebagai Bupati Sidayu dan Oleh ayah tiri Kanjeng Sepuh di panggilkan seorang guru Sayyid Kuning murid sunan Ampel di Surabaya.
Raden Adipati Suryo Diningrat atau yang lebih akrab dikenal dengan sebutan Kanjeng Sepuh memiliki banyak karakteristik di antaranya: rendah hati, tidak pernah menonjolkan bahwa dirinya seorang bangsawan anak raja dan hidupnya sederhana, Arif bijaksana dalam mengambil keputusan, Jujur dan dapat di percaya, Dermawan atau suka menolong kepada rakyat kecil yang membutuhkannya, Keras dan pemberani.
Beberapa bukti yang menunjukkan keberanian dan kesaktiannya dalam menghadapi tindakan yang menindas antara lain:
1. Pada saat Belanda mendatangkan seluruh bupati di Surabaya untuk dimintai kebijaksanaannya tentang pajak terhadap pribumi, tetapi tindakan ini mendapat tantangan dari Kanjeng Sepuh meskipun seluruh bupati yang datang tidak ada yang berani dan bahkan Kanjeng sepuh menanyakan kapan kita berperang melawan Belanda.
2. Pada saat pemberian nama pasar di Surabaya, seorang bupati tidak ada yang berani memberikan pendapat tentang nama pasar, hanya bupati Kanjeng Sepuh yang berani dan mengusulkan nama pasar itu.
3. Beliau juga terus terang mengatakan di depan sidang bahwa siapa pun dilarang masuk rumah Kanjeng Sepuh, khususnya bagi orang Belanda sebelum mendapatkan izin darinya. Bagi yang melanggar akan mengalami senewen ( gangguan jiwa ).
Dengan keberaniannya dan keterus terangannya, semua bupati setuju dan sangat mendukung usul dari bupati Kanjeng Sepuh. Belanda sendiri setuju dengan apa yang di katakan oleh Kanjeng Sepuh. Melihat keberanian dan keterusterangan Kanjeng sepuh, banyak bupati dan masyarakat Surabaya khususnya penduduk Sidayu yang ingin di datangi beliau.
Sehingga beliau banyak menerima undangan dari seluruh bupati di seluruh Pesisir Pantai Utara Jawa. Dalam uraian diatas banyak telah di jelaskan bahwa Belanda tidak banyak berbuat terhadap wilayah Kabupaten Sidayu. Dan Belanda sendiri tercengang melihat keberanian Kanjeng Sepuh.
Sejarah Kadipaten Sidayu mencatat nama harum Raden Adipati Suryo Diningrat. Kanjeng Sepuh dianggap sebagai aulia dan pemimpin besar kadipaten Sidayu yang layak mendapatkan penghormatan. Karier yang ditempuh oleh Kanjeng Sepuh yaitu beliau menjabat sebagai Bupati (Umaraβ) dan Mediator Masyarakat.
Kanjeng Sepuh diangkat menjadi bupati pada tahun 1817-1855 M bergelar R. Adipati Ariyo Suro Adiningrat. Pada waktu
beliau berkuasa di Sidayu di bandingkan dengan 10 bupati yang pernah berkuasa,beliau seorang bupati yang sukses atau membawa wilayah Sidayu menjadi masa kejayaan dan Sidayu juga terkenal sebagai Kota Santri. Dalam menjalankan kekuasaan Kanjeng Sepuh dibantu oleh: Arsitektur Jawa (Pinata Kota Sidayu) bernama R.Mas Guntoro dari Jogjakarta; Jeksa Haji (Pengulu) yang bertugas di bidang urusan agama; Tiga doro seten (wedono) yang membawahi distrik tambangan 136 desa, distrik kedokan 144 desa, dan distrik priuk 133 desa; Doro aris (camat) dan Demang (lurah); Pasukan segelar sepapan dan punggawa kadipaten.
Dalam mengatur pemerintahannya, Bupati Kanjeng Sepuh banyak mencontoh tindakan Rasulullah dan para sahabat khususnya Khulafaur Rasyidin. Dengan kebijaksanaan dan penuh tanggung jawab dalam memimipin beliau juga memperhatikan rakyat kecil,
Beliau hampir setiap malam tidak pernah tidur, dalam waktu yang sunyi senyap itu digunakan untuk berkeliling di tiap-tiap kampung atau desa untuk mendengarkan langsung keluh kesah rakyatnya hal ini menunjukkan betapa besarnya perhatian Kanjeng Sepuh kepada rakyatnya yang tertindas oleh kejahatan Belanda.
Melihat kenyataan kesengsaraan penderitaan itu Kanjeng Sepuh menangis dan segera memberikan bantuan baik berupa uang, makanan dan obat-obatan yang langsung diberikan kepada penduduk desa yang ada di seluruh wilayah kabupaten Sidayu.
Tindakan Kanjeng sepuh ini tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Sayyidina Umar bin Khattab yaitu khalifah yang kedua pada masa Khulafaur Rasyidin, beliau juga sebagai seorang pemimpin yang merakyat dan tidak membedakan siapa pun, siapa pun yang bersalah meskipun dari keluarga sendiri pasti mendapat tindakan yang tegas, sifat yang tidak jauh berbeda dengan Kanjeng Sepuh adalah berani karena benar dan takut karena salah.
Kemudian mereka di kumpulkan di Masjid Besar Kanjeng Sepuh untuk membahas beberapa problematika yang terjadi di masyarakat dan cara mengantisipasinya supaya masyarakat bisa hidup aman dan tentram.
Seperti halnya dengan Wali Allah yang lain, R. Adipati Ariyo Soro Adiningrat juga dikaruniai Karomah atau kejadian yang luar biasa dan tidak bisa diterima oleh akal sehat. Karena ketinggian ilmunya dan kejadian luar biasa yang di berikan oleh Allah SWT kepada R.A. A. Soro Adiningrat, maka beliau mendapat gelar julukan Kanjeng Sepuh Sidayu,
Di antara karomah beliau: Dirinya dapat menjadi 49 orang dalam bentuk yang sama, Dapat terbang, Berjalan Secepat kilat, Memerintah halilintar pindah tempat, Kayu kering di tancapkan bisa hidup sesuai dengan permintaannya, Menghentikan pulau yang selalu bergeser, Keretanya dapat berjalan di atas permukaan air laut, Dapat mengimbangi lawannya di atas satu tingkat.
Selama 38 tahun menjabat sebagai Buapti Sidayu, Kanjeng Sepuh Mewariskan banyak peninggalan yang sangat berari dan bermanfaat bagi kalangan masyarakat di antaranya: Telaga Rambit, Sumur Kepatihan di Desa Sidomulyo, memberi nama pasar Pabean Surabaya, transkip Al-Quran tulisan tangan Kanjeng Sepuh,Masjid dalem kadipaten yang sekarang tinggal pengimamannya di Desa Mriyunan Sidayu, Pasar Sidayu di
Desa Mriyunan Sidayu, Sumur Dahar di desa Golokan Sidayu Sumur dan Blombang (jublang) Masjid Kanjeng Sepuh, Alon- alon Sidayu di desa Mriyunan Sidayu, Seprangkat gamelan yang pada masa R.Badrun atas saran KH. Abdulloh Musyafaβ supaya ditanam.
Kanjeng Sepuh yang sepanjang hayat memilih hidup penuh dengan kesederhanaan menghembuskan nafas terakhir kali pada hari Ahad pukul 11 malam tanggal 02 Rajab 1272 Hijriyah/09 Maret 1856 M di usia 72 tahun dan di makamkan di depan Masjid Besar Kanjeng Sepuh.
Sekian Tentang : Tokoh Sekaligus Pemimpin Kota Santri |Kanjeng Sepuh Umar, Semoga dapat bermanfaat, terimakasih.
Jangan ketinggalan baca juga Tokoh-Tokoh di bawah ini :
π Achmad Mochtar Tokoh Dunia Kedokteran Indonesia
π Ganjar Pranowo Tokoh dan Sosok Inspiratif Penggerak Perubahan
π H. Mustofa Wardoyo, Bupati Kudus dan Tokoh Motivasi Mahasiswa
π Inilah Tokoh Pluralisme Dari Kota Santri Muhammad Ainun Najib
π Joey Alexander Tokoh Musik Jazz Indonesia
π Joko Widodo, Tokoh Pembawa Perubahan Di Indonesia
π Khairul Anwar Tokoh Penemu Teknologi 4G Di Indonesia
π Ki Hadjar Dewantara Tokoh Indonesia Perubah Orientasi Pendidikan
π Mira Lesmana Tokoh Sineas Mengembalikan yang Hilang
π Tjokroaminoto Tokoh Pelopor Pendidikan Kebangsaan Indonesia
π Tokoh Kesejahteraan Dan Kemerdekaan Indonesia |Adam Malik
π Tokoh Pendiri YPAB Yayasan Pemimpin Anak Bangsa, |Andri Rizki
π Tokoh Politisi Eksentrik yang Mendunia dan Mengakar |Budiman Sudjatmiko
π Tokoh Sekaligus Teladan Wartawan Indonesia |Karni Ilyas
π Tokoh, Pembuat Pesawat dan Bapak Teknologi Indonesia |B.J. Habibie
π Yusuf Mansur Ustaz Sekaligus Tokoh Indonesia Yang Sederhana
Kanjeng Sepuh dilahirkan di wilayah Kudus tahun 1784 M. Ayahnya bernama K.G.BRM. Suryadi dan ibunya bernama R. Ayu Paku Wati Putri Pamekasan Madura.
Pada waktu di Kudus beliau diasuh/dididik oleh kyai wajah dzuriyah Sunan Kudus dan pindah di Sidayu pada tahun 1808 mengikuti orang tua tirinya sebagai Bupati Sidayu dan Oleh ayah tiri Kanjeng Sepuh di panggilkan seorang guru Sayyid Kuning murid sunan Ampel di Surabaya.
Raden Adipati Suryo Diningrat atau yang lebih akrab dikenal dengan sebutan Kanjeng Sepuh memiliki banyak karakteristik di antaranya: rendah hati, tidak pernah menonjolkan bahwa dirinya seorang bangsawan anak raja dan hidupnya sederhana, Arif bijaksana dalam mengambil keputusan, Jujur dan dapat di percaya, Dermawan atau suka menolong kepada rakyat kecil yang membutuhkannya, Keras dan pemberani.
![]() |
Foto : Tokoh Pemimpin Kota Santri, Kanjeng Sepuh |
Beberapa bukti yang menunjukkan keberanian dan kesaktiannya dalam menghadapi tindakan yang menindas antara lain:
1. Pada saat Belanda mendatangkan seluruh bupati di Surabaya untuk dimintai kebijaksanaannya tentang pajak terhadap pribumi, tetapi tindakan ini mendapat tantangan dari Kanjeng Sepuh meskipun seluruh bupati yang datang tidak ada yang berani dan bahkan Kanjeng sepuh menanyakan kapan kita berperang melawan Belanda.
2. Pada saat pemberian nama pasar di Surabaya, seorang bupati tidak ada yang berani memberikan pendapat tentang nama pasar, hanya bupati Kanjeng Sepuh yang berani dan mengusulkan nama pasar itu.
3. Beliau juga terus terang mengatakan di depan sidang bahwa siapa pun dilarang masuk rumah Kanjeng Sepuh, khususnya bagi orang Belanda sebelum mendapatkan izin darinya. Bagi yang melanggar akan mengalami senewen ( gangguan jiwa ).
Dengan keberaniannya dan keterus terangannya, semua bupati setuju dan sangat mendukung usul dari bupati Kanjeng Sepuh. Belanda sendiri setuju dengan apa yang di katakan oleh Kanjeng Sepuh. Melihat keberanian dan keterusterangan Kanjeng sepuh, banyak bupati dan masyarakat Surabaya khususnya penduduk Sidayu yang ingin di datangi beliau.
Sehingga beliau banyak menerima undangan dari seluruh bupati di seluruh Pesisir Pantai Utara Jawa. Dalam uraian diatas banyak telah di jelaskan bahwa Belanda tidak banyak berbuat terhadap wilayah Kabupaten Sidayu. Dan Belanda sendiri tercengang melihat keberanian Kanjeng Sepuh.
Sejarah Kadipaten Sidayu mencatat nama harum Raden Adipati Suryo Diningrat. Kanjeng Sepuh dianggap sebagai aulia dan pemimpin besar kadipaten Sidayu yang layak mendapatkan penghormatan. Karier yang ditempuh oleh Kanjeng Sepuh yaitu beliau menjabat sebagai Bupati (Umaraβ) dan Mediator Masyarakat.
Kanjeng Sepuh diangkat menjadi bupati pada tahun 1817-1855 M bergelar R. Adipati Ariyo Suro Adiningrat. Pada waktu
beliau berkuasa di Sidayu di bandingkan dengan 10 bupati yang pernah berkuasa,beliau seorang bupati yang sukses atau membawa wilayah Sidayu menjadi masa kejayaan dan Sidayu juga terkenal sebagai Kota Santri. Dalam menjalankan kekuasaan Kanjeng Sepuh dibantu oleh: Arsitektur Jawa (Pinata Kota Sidayu) bernama R.Mas Guntoro dari Jogjakarta; Jeksa Haji (Pengulu) yang bertugas di bidang urusan agama; Tiga doro seten (wedono) yang membawahi distrik tambangan 136 desa, distrik kedokan 144 desa, dan distrik priuk 133 desa; Doro aris (camat) dan Demang (lurah); Pasukan segelar sepapan dan punggawa kadipaten.
Dalam mengatur pemerintahannya, Bupati Kanjeng Sepuh banyak mencontoh tindakan Rasulullah dan para sahabat khususnya Khulafaur Rasyidin. Dengan kebijaksanaan dan penuh tanggung jawab dalam memimipin beliau juga memperhatikan rakyat kecil,
Beliau hampir setiap malam tidak pernah tidur, dalam waktu yang sunyi senyap itu digunakan untuk berkeliling di tiap-tiap kampung atau desa untuk mendengarkan langsung keluh kesah rakyatnya hal ini menunjukkan betapa besarnya perhatian Kanjeng Sepuh kepada rakyatnya yang tertindas oleh kejahatan Belanda.
![]() |
Foto : Makam Tokoh Serta Pemimpin Kota Santri, Kanjeng Seppuh |
Melihat kenyataan kesengsaraan penderitaan itu Kanjeng Sepuh menangis dan segera memberikan bantuan baik berupa uang, makanan dan obat-obatan yang langsung diberikan kepada penduduk desa yang ada di seluruh wilayah kabupaten Sidayu.
Tindakan Kanjeng sepuh ini tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Sayyidina Umar bin Khattab yaitu khalifah yang kedua pada masa Khulafaur Rasyidin, beliau juga sebagai seorang pemimpin yang merakyat dan tidak membedakan siapa pun, siapa pun yang bersalah meskipun dari keluarga sendiri pasti mendapat tindakan yang tegas, sifat yang tidak jauh berbeda dengan Kanjeng Sepuh adalah berani karena benar dan takut karena salah.
Kanjeng Sepuh sebagai ulama atau mediator masyarakat menegakkan dan mengembangkan agama Islam di wilayah Sidayu yang sebagian masyarakatnya masih banyak menganut ajaran Hinduisme, Animisme, dan Dinamisme. Beliau mendirikan tempat-tempat ibadah dan setiap bulannya mendatangkan ulama dari berbagai daerah Manca Negara,
Kemudian mereka di kumpulkan di Masjid Besar Kanjeng Sepuh untuk membahas beberapa problematika yang terjadi di masyarakat dan cara mengantisipasinya supaya masyarakat bisa hidup aman dan tentram.
Seperti halnya dengan Wali Allah yang lain, R. Adipati Ariyo Soro Adiningrat juga dikaruniai Karomah atau kejadian yang luar biasa dan tidak bisa diterima oleh akal sehat. Karena ketinggian ilmunya dan kejadian luar biasa yang di berikan oleh Allah SWT kepada R.A. A. Soro Adiningrat, maka beliau mendapat gelar julukan Kanjeng Sepuh Sidayu,
Di antara karomah beliau: Dirinya dapat menjadi 49 orang dalam bentuk yang sama, Dapat terbang, Berjalan Secepat kilat, Memerintah halilintar pindah tempat, Kayu kering di tancapkan bisa hidup sesuai dengan permintaannya, Menghentikan pulau yang selalu bergeser, Keretanya dapat berjalan di atas permukaan air laut, Dapat mengimbangi lawannya di atas satu tingkat.
Selama 38 tahun menjabat sebagai Buapti Sidayu, Kanjeng Sepuh Mewariskan banyak peninggalan yang sangat berari dan bermanfaat bagi kalangan masyarakat di antaranya: Telaga Rambit, Sumur Kepatihan di Desa Sidomulyo, memberi nama pasar Pabean Surabaya, transkip Al-Quran tulisan tangan Kanjeng Sepuh,Masjid dalem kadipaten yang sekarang tinggal pengimamannya di Desa Mriyunan Sidayu, Pasar Sidayu di
Desa Mriyunan Sidayu, Sumur Dahar di desa Golokan Sidayu Sumur dan Blombang (jublang) Masjid Kanjeng Sepuh, Alon- alon Sidayu di desa Mriyunan Sidayu, Seprangkat gamelan yang pada masa R.Badrun atas saran KH. Abdulloh Musyafaβ supaya ditanam.
Kanjeng Sepuh yang sepanjang hayat memilih hidup penuh dengan kesederhanaan menghembuskan nafas terakhir kali pada hari Ahad pukul 11 malam tanggal 02 Rajab 1272 Hijriyah/09 Maret 1856 M di usia 72 tahun dan di makamkan di depan Masjid Besar Kanjeng Sepuh.
Sekian Tentang : Tokoh Sekaligus Pemimpin Kota Santri |Kanjeng Sepuh Umar, Semoga dapat bermanfaat, terimakasih.
Jangan ketinggalan baca juga Tokoh-Tokoh di bawah ini :
π Achmad Mochtar Tokoh Dunia Kedokteran Indonesia
π Ganjar Pranowo Tokoh dan Sosok Inspiratif Penggerak Perubahan
π H. Mustofa Wardoyo, Bupati Kudus dan Tokoh Motivasi Mahasiswa
π Inilah Tokoh Pluralisme Dari Kota Santri Muhammad Ainun Najib
π Joey Alexander Tokoh Musik Jazz Indonesia
π Joko Widodo, Tokoh Pembawa Perubahan Di Indonesia
π Khairul Anwar Tokoh Penemu Teknologi 4G Di Indonesia
π Ki Hadjar Dewantara Tokoh Indonesia Perubah Orientasi Pendidikan
π Mira Lesmana Tokoh Sineas Mengembalikan yang Hilang
π Tjokroaminoto Tokoh Pelopor Pendidikan Kebangsaan Indonesia
π Tokoh Kesejahteraan Dan Kemerdekaan Indonesia |Adam Malik
π Tokoh Pendiri YPAB Yayasan Pemimpin Anak Bangsa, |Andri Rizki
π Tokoh Politisi Eksentrik yang Mendunia dan Mengakar |Budiman Sudjatmiko
π Tokoh Sekaligus Teladan Wartawan Indonesia |Karni Ilyas
π Tokoh, Pembuat Pesawat dan Bapak Teknologi Indonesia |B.J. Habibie
π Yusuf Mansur Ustaz Sekaligus Tokoh Indonesia Yang Sederhana